Senin, 24 Februari 2014

Sungguh Besar Kenikmatan Yang DiberiNya

Hari itu langkah ini tak berjalan seperti biasanya Rasa iba bergemuruh di hati, ketika mendengar kabar saudara-saudaraku di Kelud sana yang terkena musibah. 2,8 juta abu vulkanik menumpuk di bendungan Selorejo. Sejumlah sarana dan fasilitas di bendungan itu pun rusak. Ratusan, bahkan ribuan warga mengungsi di berbagai tempat yang aman. Apakah kita sebagai saudara mereka hanya diam mendengar kabar ini?Atau hanya bisa berkata “ Ini ujian dari Allah, makannya jangan kebanyakan dosa” ? Tidak kawan, itu bukanlah solusi terbaik dari ujian ini. Ini bukan hanya masalah mereka, ini bukan hanya ujian bagi mereka, tapi ini masalah kita semua, ujian bagi kita sesama saudara.
                                                                                                                          
             Senin 17 Februari 2014, KAMMI LIPIA mengadakan penggalangan dana untuk korban gunung Kelud, yang dikoordinir oleh divisi SOSMAS. Awalnya ada keraguan di hati, karena ini pertama kalinya aku akan menggalang dana di pinggir jalan. Hatiku pun bertanya-tanya “Apakah aku bisa?”, “Apakah aku kuat untuk menghadapi berbagai respon warga Jakarta yang baru pulang dari pekerjaannya pada sore itu?” Namun, semua keraguan itu seketika lenyap dengan sendirinya. Tiba-tiba ada sesuatu yang menguatkanku, yang menggerakkan hati ini untuk turun ke jalan, untuk sedikit meringankan beban mereka.                                                 

Aku pun melangkahkan kaki menyusuri jalanan lampu merah. Ya, respon mereka pun bermacam-macam. Namun, hati ini bertekad untuk bergerak lebih dari biasanya. Ditemani seorang teman, aku pun menyusuri toko-toko dan warung-warung kecil di sekitar lampu merah.Alhamdulillah respon mereka sangat baik, mereka memberikan sedikit uang seraya berkata “ Maaf neng, baru dapat segini, jadi baru bisa ngasih sedikit” dengan nada ramah kami pun menjawab “Ngga apa-apa pak, sedikit bantuan bapak ini sangat berarti untuk mereka, semoga Allah membalas kebaikan Bapak, dan dilancarkan segala urusan ya Pak”. Namun ada pula yang berkata “Kelud tuh sebelah mana ya?Kok mau sih neng minta-minta uang di pinggir jalan?”

Toko demi toko kami lewati, tibalah kami di bawah sebuah jembatan yang tak jauh dari lampu merah. Kami pun melancarkan aksi kami untuk menggalang dana pada orang di sekitar. Terlihat seorang anak kecil mengenakan pakaian SD  yang baru pulang dari sekolah. Rasa iba ku muncul “Anak kecil ini pasti mau naik angkot, kasian juga kalo dimintain uang” Namun, tiba-tiba dia mengejutkanku. Dia menghampiri kami, dan memberikan sedikit uang receh dari saku bajunya. Seketika itu pun ada muara kecil yang muncul di sudut mataku. Segera ku hilangkan muara itu, dan ku elus kepala bidadari kecil berhati emas.

Waktu terus berjalan, sampailah kami di penghujung sore. Kami pun berkumpul di satu tempat, dan mulai menghitung hasil penggalangan dana pada sore itu. Alhamdulillah hasilnya memuaskan, kami pun tak lupa mengucap syukur kepada Allah atas nikmat yang telah Ia diberikan.

Yaa Allah….
Terima kasih atas semua ujian ini
Karena ujian lah yang dapat membuat kami lebih kuat dari biasanya
Karena ujian lah yang dapat membuat hati ini peduli dengan sesama
Karena ujian lah yang mengumpulkan hati-hati kami dalam doa robithoh kepadaMu

Yaa Allah…
Terima kasih atas pelajaran berharga ini
Kau pertemukanku dengan orang-orang hebat
Orang-orang sederhana yang berhati emas
Lindungi mereka Yaa Rabb, sungguh aku sayang mereka :’)


24 Februari 2014,dengan penuh cinta untukMu






2 komentar: